Selasa, 19 April 2011

" Alangkah Beruntungnya Kita | Seharusnya Malu "


04Terlihat seorang ibu tua ditemani hembusan angin malam yang mencekat dan gerimis tipis di dini hari. Tidur  bersama anaknya dengan pakaian lusuh di jl KH Ahmad Dahlan, depan PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

Sekitar jam 02.00 WIB saya terpaksa keluar untuk mencari makan. Rasa lapar yang sudah tak terbedung lagi (lebay) membuat saya untuk keluar.  Kebetulan kost saya dekat dengan alun – alun utara maka dini hari itu saya memutuskan untuk keluar cari makan di depan PKU Muhammadiyah karena jarak terdekat dari tempat makan yang masih buka ya di situ. Hujan tipis tak menghalangi saya untuk keluar. Terus berjalan sepanjang trotoar jalan KH Ahmad Dahlan. Tersentak ketika melihat sekitar 5 orang yang tidur di depan toko yang berada di jalan KH Ahmad Dahlan. Terlihat seorang ibu tua ditemani hembusan angin malam yang mencekat dan gerimis tipis di dini hari.  Tidur  bersama anaknya dengan pakaian lusuh di jl KH Ahmad Dahlan, depan PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Sangat tersentuh sekali ketika melihat hal tersebut. Bahkan  salah seorang diantara mereka masih ada yang menganggukkan kepala ketika saya menatapnya. Entah apa yang membuat beliau belum tidur. Spekulasi saya mungkin rasa dingin dan sedikit becek yang membuat beliau belum tidur. Disampingnya terlihat seorang ibu bersama anaknya yang tertidur lelap sambil membungkukkan (menekukkan) badannya ke atas. Terfikir :
“kenapa saya terkadang masih terlalu santai dengan berbagai peluang bahkan terkadang melewatkannya, seharusnya saya malu kepada mereka…… Mungkin kalau mereka dalam keadaan seperti saya, mereka akan jauh lebih baik dari saya.”
Tidak menuduh pemerintah yang belum tentu tidak respon dengan keadaan seperti ini, akan tetapi saya melihat dari sisi semangadh bertahan dan malu. Fasilitas yang saya dapatkan seharusnya memotivasi untuk menjadi lebih baik hingga suatu saat bisa merubah keadaan. Tidak ada yang seperti mereka lagi karena saya tahu bahwa hal itu sangat sanagt tidak mereka inginkan. Dari sinar matanya mereka ingin sekali dapat merasakan tidur ditempat yang beratap genting, tidak becek ketika hujan turun dan mempunyai rumah yang dijadikan pusat aktivitas kesehari – hari.
Tidak ada pekerjaan tetap, jangankan untuk beli pakaian… Untuk makan esok hari saja pasti mereka masih bingung. Alhamdulillah, kata yang seharusnya sering keluar dari mulut kita. Kita tidak kekurangan makan, tidur dengan nyenyak, danpula belajar dengan nyaman.
Sebagai mahasiswa seharusnya saya mampu mengambil peluang – peluang yang ada. Bukan malas mengerjakan tugas , atau bahkan sering bolos kuliah…. Seharusnya malu…
Semangadh Semangadh Semangadh and be better…
Semoga menjadi diri yang lebih baik dan semoga suatu saat bisa merubah keadaan. Amin

Minggu, 17 April 2011

" BBM VS Whatsapp "

Sains & Teknologi
BlackBerry Messenger Ditantang WhatsApp
Sama seperti BBM, WhatsApp juga bisa mengirim pesan, gambar, voice note, dan video.

VIVAnews - Mempermudah komunikasi penggunanya, Nokia Indonesia hari ini meluncurkan program Break Free, program yang ingin membebaskan pengguna ponsel dari cara-cara konvensional dalam chatting.
Lewat program ini, digabung dengan paket Internet unlimited dari Nokia, pengguna ponsel Nokia dapat menikmati layanan data tanpa batas, termasuk chatting, e-mail, browsing, dan unduh.
Program Internet unlimited ini kedengaran sederhana. Tetapi, sebetulnya misi Nokia tidak sesederhana itu. Di dalamnya, raksasa vendor ponsel asal Finlandia itu menawarkan rival berat bagi BlackBerry Messenger: WhatsApp.
WhatsApp bukan aplikasi instant messaging (IM) buatan Nokia. Ia merupakan aplikasi mobile messenger yang dapat berjalan di atas berbagai platform, termasuk OS BlackBerry, iOS, Android, dan ponsel Nokia berbasis Symbian60.
Sama halnya dengan BlackBerry Messenger, WhatsApp menggunakan akses 3G atau Wi-Fi yang bisa mengirim dan menerima pesan, gambar, catatan suara, pesan video, dan bahkan lokasi Ovi Maps, semudah menggunakan SMS.
Namun, WhatsApp berbeda dengan Yahoo!Messenger atau sejumlah aplikasi IM yang ada saat ini. WhatsApp memanfaatkan nomor pelanggan sebagai username, bukan e-mail. Jadi, jika Anda mempunyai nomor telepon selular, baik Telkomsel, XL, Indosat, dan 3 (Tri), Anda dapat menikmati aplikasi ini.
Nampaknya, ambisi Nokia untuk mencuri pangsa pasar BlackBerry Messenger (BBM) tidak main-main. Jika dibandingkan dengan BBM, tentu saja WhatsApp yang juga bisa berjalan di Android, BlackBerry, dan iPhone memiliki segmen lebih luas. Sebab, ke depan aplikasi ini akan menggantikan fungsi SMS.
“Kami ingin memperlihatkan sebuah dunia tidak memiliki batasan apapun dalam berkomunikasi, baik dari sisi perangkat, operator, dan platform,” kata Andrea Facchini, marketing director Nokia Indonesia, di Jakarta, Jumat 8 April 2011.
Sebagai bagian dari program Break Free, Nokia juga mengumumkan peluncuran layanan pembelian berbagai konten premium dari Ovi Store melalui kerja samanya dengan Telkomsel. Melalui layanan ini, pengguna Nokia dapat menikmati konten premium dengan memanfaatkan pulsa prabayar atau akun pascabayar mereka.
Konten premium prabayar hadir dalam berbagai varian dengan harga relatif terjangkau, mulai dari Rp3.000 untuk themes premium, Rp5.000 untuk Angry Birds, Angry Birds Seasons, Farm Frenzy, Real Football Manager 2010, dan game-game EA Premium, dan Rp10.000 untuk aplikasi personal Wi-Fi, seperti JoikuSpot Premium dan game-game berdefinisi tinggi dari pengembang game seperti Gameloft dan EA.

Sabtu, 16 April 2011

" Apakah Tuhan menciptakan kejahatan ? "

Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada? Apakah kejahatan itu ada? Apakah Tuhan menciptakan kejahatan? Seorang Profesor dari sebuah universitas terkenal menantang mahasiswa-mahasiswanya dengan pertanyaan ini, "Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?".

Seorang mahasiswa dengan berani menjawab, "Betul, Dia yang menciptakan semuanya". "Tuhan menciptakan semuanya?" Tanya professor sekali lagi. "Ya, Pak, semuanya" kata mahasiswa tersebut.

Profesor itu menjawab, "Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan menciptakan Kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip kita bahwa pekerjaan kita menjelaskan siapa kita, jadi kita bisa berasumsi bahwa Tuhan itu adalah kejahatan."

Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis professor tersebut. Profesor itu merasa menang dan menyombongkan diri bahwa sekali lagi dia telah membuktikan kalau agama itu adalah sebuah mitos.

Mahasiswa lain mengangkat tangan dan berkata, "Profesor, boleh saya bertanya sesuatu?"

"Tentu saja," jawab si Profesor

Mahasiswa itu berdiri dan bertanya, "Profesor, apakah dingin itu ada?" "Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada. Kamu tidak pernah sakit flu?" Tanya si professor diiringi tawa mahasiswa lainnya.

Mahasiswa itu menjawab, "Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas. Suhu -460F adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan semua partikel menjadi diam dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut. Kita menciptakan kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan panas.

Mahasiswa itu melanjutkan, "Profesor, apakah gelap itu ada?"

Profesor itu menjawab, "Tentu saja itu ada."

Mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi anda salah, Pak. Gelap itu juga tidak ada. Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak. Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk memecahkan cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang gelombang setiap warna. Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya di ruangan tersebut. Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya."

Akhirnya mahasiswa itu bertanya, "Profesor, apakah kejahatan itu ada?"

Dengan bimbang professor itu menjawab, "Tentu saja, seperti yang telah kukatakan sebelumnya. Kita melihat setiap hari di Koran dan TV. Banyak perkara kriminal dan kekerasan di antara manusia. Perkara-perkara tersebut adalah manifestasi dari kejahatan."

Terhadap pernyataan ini mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi Anda salah, Pak. Kejahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan. Seperti dingin atau gelap, kejahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan Tuhan. Tuhan tidak menciptakan kejahatan. kejahatan adalah hasil dari tidak adanya kasih Tuhan dihati manusia. Seperti dingin yang timbul dari ketiadaan panas dan gelap yang timbul dari ketiadaan cahaya."

Profesor itu terdiam.

Nama mahasiswa itu adalah Albert Einstein.

Hal Yang Mungkin Belum Kita Ketahui Tentang Air

5 


Banyak yang bilang satu buah apel setiap hari menjauhkan dokter dari Anda, tetapi apa yang dapat dilakukan delapan gelas air untuk tubuh kita? Air memberikan kontribusi penting untuk tubuh. Hampir semua sel dalam tubuh membutuhkan air untuk berfungsi dengan benar. Tak percaya? Cek fakta berikut.
Berikut lima hal yang mungkin belum anda tahu tentang air yang akan membuat Anda mulai meminum delapan gelas air per hari.

1. Karena 80% jaringan otak terdiri dari air, sangatlah penting untuk membuatnya tetap lembab karena dehidrasi dapat menurunkan konsentrasi dan performa otak. Air membantu cairan yang membawa protein dan enzim dalam otak sampai ke tujuan. Air juga mencuci otak dari radikal bebas yang merusak sel dan mengakibatkan berbagai penyakit.

2. Arhtritis (radang sendi), kanker, dan penyakit jantung merupakan penyakit serius yang dapat dicegah dengan minum air. Sambungan antarsendi memiliki bantalan yang menjadi peredam getaran dan melumasi persendian. Jika banyak air tersedia, friksi antarsambungan lebih sedikit dan kemungkinan Anda terkena arthritis semakin berkurang. Air juga membuang racun dari tubuh sehingga meminimalkan risiko terkena kanker. AIr juga membuang kelebihan garam pada tubuh yang menjadi penyebab naiknya tekanan darah sehingga mengurangi risiko terkena penyakit jantung.

3. Lapar? Coba minum segelas air. Air tidak mengandung kalori atau lemak dan terbukti sebagai penahan lapar. Air juga mempercepat metabolsime tubuh dan mempercepat pembakaran kalori.

4. Air membantu produksi cairan ludah yang dapat mencegah lubang pada gigi karena air ludah menetralkan peningkatkan asam pada lapisan enamel gigi.

5. Manusia umumnya kehilangan dua sampai tiga gelas air per hari melalui proses bernapas dan keringat serta empat sampai lima gelas air melalui buang air dan olahraga. Nah, cairan yang hilang tersebut perlu diganti, namun jangan berlebihan. Hal ini dapat mengakibatkan masalah pada pencernaan, mual, bahkan koma. Namun tak perlu panik, orang dewasa yang sehat baru bisaoverhydrated jika meminum air hingga dua galon dalam sehari.

Minggu, 10 April 2011

Semangat " Gambaru "



Oleh: JANSEN SINAMO
Kita sedang menyaksikan bangsa Jepang menghadapi bencana: gempa, tsunami, dan nuklir sekaligus.
Lewat televisi, Facebook, dan Twitter, kita tahu seluruh dunia memuji mereka karena terlihat bagaimana Pemerintah Jepang yang terus mengobarkan semangat dengan tenang dan tidak emosional, bekerja tenang dan teratur, meminta warga tetap waspada, mengimbau warga bahu-membahu menghadapi bencana, termasuk menghemat listrik dan makanan, serta meminta maaf karena terpaksa harus melakukan pemadaman listrik bergilir.
Pemerintah juga memberikan tips-tips menghadapi bencana, menyediakan call centre yang bisa dihubungi 24 jam, dan mengirim tim SAR dari setiap prefektur menuju lokasi-lokasi bencana. Warga dan pemerintah bahu-membahu menyelamatkan korban sehingga terasa betul bahwa di Jepang manusia benar-benar sangat berharga. Terlihat pula pemandangan warga yang saling menyemangati.
Kesimpulan seperti ini juga dilaporkan oleh Rouli Esther Pasaribu, mahasiswa Indonesia di Jepang, yang sejak 14 Maret 2011 laporannya beredar di berbagai milis di Indonesia. Ditambah lagi, di televisi tak ada lagu melankolis ala Ebiet G Ade, tak kelihatan posko-posko bencana swasta yang mengumpulkan sumbangan, serta tak ada tayangan korban dengan tangis amat memilukan. Semua tenang, terkendali, dan bekerja dengan teratur.
Kata Rouli, inilah gambaru—secara populer diterjemahkan sebagai berjuang mati-matian sampai titik darah penghabisan, bekerja hingga batas kemampuan terakhir, atau melakukan sesuatu dengan segala daya dan upaya, bahkan yang terpahit sekalipun, untuk mencapai yang terbaik.
Rouli sendiri sempat muak lahir batin dengan gambaru ini karena sejak menjadi mahasiswa dua tahun lalu, dirinya terus dicekoki dengan gambaru oleh para profesornya tanpa belas kasihan. Namun, hatinya luluh kini dan berganti takzim pada gambaru sesudah beberapa hari terakhir menyaksikan bagaimana bangsa Jepang tampil dengan elegan menghadapi peluluhlantakan oleh kuasa alam berskala Richter 9,0 ini.
Kini Rouli takjub pada gambaru. Ia memuji gambaru. Inilah semangat bertahan sampai ke mana pun, berusaha habis-habisan hingga yang terujung. Mau sesusah apa pun persoalan, kita mesti keras dan terus mengencangkan diri sendiri agar bisa menang atas persoalan itu.
Maksudnya, jangan manja, jangan cengeng, tetapi kita harus menganggap semua persoalan sebagai kewajaran hidup. Hidup pada dasarnya memang susah. Jadi, jangan pernah berharap yang gampang atau enak. Persoalan hidup hanya bisa dihadapi dengan gambaru, titik, tegas Rouli dengan gaya seorang motivator.
”Gambaru” dan etos Jepang
Adalah Robert N Bellah, profesor Sosiologi dari Harvard, yang pada 1957 menerbitkan risetnya tentang kebudayaan Jepang menjadi buku berjudul Tokugawa Religion: The Cultural Roots of Modern Japan. Dari buku ini dunia menjadi mafhum bahwa Jepang bukanlah bangsa peniru seperti cukup lama dikira orang, melainkan bangsa yang mempunyai ”roh tersendiri, etos yang khas Nippon” yang terutama disemai oleh Dinasti Tokugawa (1600-1868).
Dalam berbagai literatur populer, etos Jepang ini tampil sebagai gi, bersikap benar dan bertanggung jawab; yu, berani dan kesatria; jin, murah hati dan mencintai; rei, bersikap santun dan hormat; makoto, bersikap tulus dan sungguh-sungguh; melyo, menjaga martabat dan kehormatan; serta chugo, mengabdi dan loyal.
Secara generik dan sublim, semua kebajikan tersebut muncul menjadi gambaru. Di medan perang ia pernah tampil sebagai kamikaze (angin dewa yang berani hingga mati). Di bidang bisnis ia populer sebagai kaizen (semangat kesempurnaan dalam meningkatkan kualitas produk atau pekerjaan).
Kini kita tahu, gambaru adalah mahasiswa yang belajar mati-matian untuk meraih prestasi akademik tertinggi. Gambaru adalah atlet yang berlatih keras untuk memenangi pertandingan. Gambaru adalah wiraniaga yang bekerja keras dan kreatif untuk meningkatkan penjualan. Gambaru adalah hakim yang mati-matian menegakkan keadilan.
Ya, gambaru mempunyai pengertian bekerja keras dengan sabar, bertekun dan berfokus pada sasaran, penuh semangat dan antusiasme. Bahkan, ketika berpisah pun, orang Jepang saling berucap ”gambare” (diartikan sebagai teruslah bekerja keras sampai tujuanmu tercapai).
Setelah gempa bumi Kobe 1995, slogan ”Gambare Kobe” digunakan untuk mendorong rakyat Kobe merekonstruksi kota mereka dan membangun kembali kehidupan mereka.
Masyarakat Jepang juga menggunakan ekspresi ini di antara anggota kelompok untuk mendorong satu sama lain dalam kegiatan yang membutuhkan kerja sama. Sebagai contoh, selama pelajaran olahraga di sekolah, anak-anak akan sering terdengar berteriak ”gambare” atau ”gambatte” untuk mendorong teman-teman mereka dalam pertandingan.
Pada Piala Dunia 1998 yang digelar di Perancis, pendukung tim Jepang bersorak dengan meneriakkan slogan ”Gambare Nippon!” Selama kejuaraan, slogan itu terus digunakan pada acara televisi dan iklan setiap hari. Gambaru adalah sari pati etos Jepang yang membuat mereka berhasil bangkit dari kehancuran sebagai pecundang Perang Dunia II menjadi sejaya mantan musuhnya, bahkan menjadi sahabat mereka.
Ratusan tahun gambaru telah menjadi kekuatan bangsa Jepang menghadapi kekuasaan alam, keganasan perang, dan persaingan bisnis global.
Kini kita menyaksikan gambaru Jepang lewat televisi: menghadapi gempa, tsunami, dan bencana nuklir. Seorang teman yang budayawan mengatakan, Jepang itu tangguh, tanggap, berorientasi pada masalah, bertindak terukur, dan bermartabat. Mereka merupakan sebuah kesaksian abad ini di depan mata kita tentang siapakah ”Sang Manusia” itu.
”Gambaru” Indonesia?
Kita pun sebagai bangsa yang bertanah air rentan gempa seperti Jepang mesti terus memperkuat diri kita. Sampai gempa dan tsunami serupa muncul di sini, gambaru Indonesia bolehlah kita pakai untuk mengenyahkan korupsi, membasmi mafia, dan membereskan masalah infrastruktur (biang mega-kemacetan Jakarta) negeri ini.
Buat bangsa Jepang, kami salut kepadamu!